Mengapa Sibuk Itu Tidak Alami?

flower with sky
Sebagai seorang dokter bedah, saya telah menghabiskan waktu berjam-jam dalam situasi yang penuh dengan tekanan, seringkali dikelilingi para pasien dan keluarga-keluarga pasien dan juga kolega-kolega yang cemas. Secara langsung, saya mengalami sendiri bagaimana tuntutan hidup yang tak henti-henti dapat mengarahkan kita pada suatu kondisi pikiran yang gelisah dan sibuk –suatu kondisi yang tidak alami sama sekali. Dari pengalaman saya, saya meyakini bahwa menghubungkan hati kita dengan Tuhan adalah kunci untuk menemukan kembali ketenangan dan kedamaian, bahkan pada saat-saat tersibuk kehidupan kita. 
 

Ilusi Kesibukan

Ambillah waktu sejenak untuk mengamati pikiran Anda. Apakah pikiran Anda dalam kondisi yang tenang dan damai, atau berlompat-lompatan dari satu topik ke topik lainnya, seperti seekor monyet yang berayun-ayun dari satu cabang pohon ke cabang lainnya? Banyak dari kita hidup dengan pikiran yang sibuk seperti ini, dan menyangka ini adalah kondisi produktif, padahal sesungguhnya kedua kondisi ini amatlah berbeda. Anda dapat menyelesaikan banyak tugas dalam satu hari dengan tetap dalam ketenangan dan kejelasan pikiran. Hal yang menguras pikiran kita bukanlah beban kerja itu sendiri, tetapi keadaan pikiran kita yang gelisah dan terpecah-pecah.
 
Kesibukan mental ini telah menjadi begitu normal yang jarang kita pertanyakan. Kebalikannya, ketika kita melihat pemandangan alam, ceritanya tentu berbeda. Pepohonan tumbuh secara terus menerus dan dengan sabarnya. Hewan memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan penuh tujuan dan ketenangan. Alam bekerja dengan tidak tergesa-gesa atau tidak berpikir berlebihan namun semuanya selesai tepat pada waktunya. 
 

Mengapa Kesibukan Mental Terasa Salah?

Tidak seperti halnya alam yang mengalir dengan tenang, pikiran kita sering bekerja secara berlebihan –merencanakan, merasa khawatir, dan mengenang masa lalu. Obrolan yang terus-menerus ini menarik kita menjauh dari momen saat ini dan menimbulkan perasaan ketidakseimbangan. 
 
Bahkan ketika sedang beristirahat pun, penelitian yang ada memperlihatkan bahwa otak kita menyedot energi yang cukup besar dari tubuh kita. Ketika pikiran-pikiran kita sibuk tidak henti-henti bekerja dan terpecah-pecah, kebutuhan energi ini pun bertambah dan mempengaruhi keseluruhan dari kedamaian diri. Hasilnya? Kita merasa tertekan dan lelah, meskipun kita belum mengerahkan tenaga kita secara fisik. Sebaliknya, ketenangan dapat mengembalikan keseimbangan diri, membantu kita merasa lebih selaras dengan perasaan alami kita –tenang, sabar, dan hadir pada saat ini.
 

Peranan Hati Dalam Menemukan Ketenangan dan Kedamaian

Kedamaian sejati bermula di hati kita. Ketika hati kita terbuka, kita secara alami merasakan keseimbangan dan ketenangan, dan kesibukan di pikiran kita pun menjadi tenang. Namun demikian, kesibukan mental seringkali mengecohkan kita, membuat kita selalu terjebak dalam pikiran-pikiran yang sibuk terus menerus dan tidak lagi hadir pada saat ini.
 
Kuncinya bukanlah berhenti berpikir atau mengerjakannya sekaligus, namun dengan membuka hati kita dan membiarkan berkat Tuhan mengalir masuk. Ketika berkat Tuhan memasuki hati kita dengan ketenangan dan kedamaian, kita secara alami mulai melepaskan beban dan tekanan-tekanan yang tak perlu. Kedamaian batin ini menciptakan efek riak. Karena hati kita merasakan ketenangan, kesibukan pikiran kita pun berkurang sehingga kita dapat melanjutkan tugas-tugas harian kita. Hubungan ini membiarkan kita untuk bekerja dan hidup dengan sikap bersyukur dan kejelasan pikiran.
 
 

Dampak Dari Pikiran yang Sibuk

Pikiran yang sibuk tidak hanya mempengaruhi energi mental kita, tapi juga memutuskan hubungan kita dengan hati kita dan dengan kondisi alamiah kita. Ketidakseimbangan ini membuat kita merasa stres, letih dan tidak puas, seberapapun pencapaian kita. Menariknya, tidak melalukan apapun atas kondisi ini tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Bahkan ketika kita tidak bergerak secara fisik pun, pikiran kita dapat tetap sibuk dan membuat kita terus menerus dalam kegelisahan.
 
Kuncinya terletak pada membuka hati. Ketika kita membiarkan Berkat Tuhan memenuhi hati kita, kita merasa damai, bersyukur dan tenang. Kita akan merasa lebih ringan meskipun dalam hari-hari yang tersibuk, membantu kita menyelesaikan seluruh tanggung jawab kita dalam kejelasan pikiran dan keseimbangan.
flower with sky

Kisah Saya Dalam Menemukan Ketenangan

Sebagai seorang dokter bedah, saya menghadapi masa-masa yang penuh stres, terutama ketika masa pandemi dulu. Bekerja dalam waktu yang panjang, beratnya kecemasan para pasien dan keluarganya, tingginya permintaan untuk tindakan pembedahan dalam kondisi yang sulit tersebut sering membuat pikiran-pikiran saya terjebak dalam kekhawatiran.
 
Namun semuanya berubah ketika saya mulai membuka hati saya kepada Tuhan. Dengan membiarkan Berkat Tuhan memasuki hati saya, saya menemukan ketenangan dan kedamaian yang tidak dapat diganggu oleh kondisi apapun di luar diri. Rasa bersyukur saya kepada Tuhan menggantikan rasa frustasi, dan saya dapat kembali menikmati pekerjaan saya. Lewat praktik ini, saya dapat menghadapi situasi sulit yang cukup menguras tenaga ini dengan ketenangan.
 

Menghubungkan Diri dengan Apa yang Alami

Hidup dengan pikiran yang sibuk, secara terus-menerus dan berlebihan, bukanlah kondisi alami kita. Pikiran yang sibuk menimbulkan tekanan, stres dan rasa ketidakseimbangan. Hal yang alami adalah hidup dengan hati yang tenang dan damai, dimana kita merasa stabil, seimbang dan terhubung dengan aliran kehidupan. Dengan menghubungkan kembali hati kita dan membiarkan Berkat Tuhan mengalir masuk ke dalam hati kita, kita akan menemukan kedamaian yang merupakan cara kita hidup yang semestinya. Seperti pepohonan yang tumbuh secara stabil tanpa tergesa-gesa atau singa yang memenuhi kebutuhan hidupnya dan beristirahat dengan mudah, kita pun didesain untuk hidup dengan keseimbangan dan ketenangan. 
 
Ketika kita membuka hati kita, memasrahkan beban-beban kita, dan mengalami rasa bersyukur dari hati kepada Tuhan, kita sedang menyelaraskan diri kita dengan kondisi yang alami pada diri kita. Ketenangan dan kedamaian dari hati kita membantu kita menjalani kehidupan kita sehari-hari dengan pikiran yang jelas dan perasaan ringan. Bahkan ketika kita sedang bekerja ataupun memenuhi kewajiban kita, kita dapat merasakan ketenangan batin ini, membuat setiap momen hidup ini terasa begitu bermakna dan memuaskan.
 

Cara Hidup Yang Alami

Cara hidup yang alami bukan berarti menghindari tugas ataupun tanggung jawab kita, namun merangkul kehidupan yang berpusat pada hati. Ketika kita membuka hati kita kepada Tuhan dan membiarkan BerkatNya mengalir masuk, kita merasakan sensasi mendalam dari perasaan tenang dan damai yang memudahkan kita menjalani kehidupan ini. Menghubungkan kembali diri kita dengan hati kita. Membiarkan Berkat Tuhan menyentuh hati kita dan memenuhinya dengan ketenangan dan kedamaian. Menemukan bahwa bahkan ketika memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawab kita dalam kehidupan ini pun, kita dapat merasakan ketenangan, kedamaian dan bersyukur kepada Tuhan.
 

Ingin Tahu Lebih Lanjut?

Jika Anda ingin mengalami manfaat-manfaat dari membuka hati Anda kepada Tuhan, Anda dapat mencoba Membuka Hati. Praktik ini membantu Anda menemukan rasa tenang dan damai dari dalam diri, apapun kondisi kehidupan Anda.
 
Klik di sini untuk menemukan tanggal dan lokasi kelas-kelas Membuka Hati yang akan datang yang terdekat dengan lokasi Anda. Ambilah langkah pertama Anda menuju kehidupan yang lebih tenang dan damai.
 

Author:

Dr. Roys Pangayoman, Sp.B, FInaCS

adalah seorang dokter bedah umum dengan pengalaman lebih dari 17 tahun di bidangnya. Selain keahlian medisnya, dia memiliki passion terhadap wellness. Dokter Roys juga memiliki hobi memasak, berolahraga, jalan-jalan dan berbagi tentang pentingnya membuka hati kepada Tuhan sebagai jalan menuju ketenangan dan kedamaian diri.