Mengapa kita perlu membagikan hal-hal tentang Hati dan 10 Tips mudah untuk melakukannya

Benefit of SONW

Diana Stone – alumni selama 20 tahun dan seorang Psikolog dengan pengalaman 27 tahun – berbicara tentang membagikan Kasih Sayang Tuhan kepada sesama. Selama bertahun-tahun saya tertarik dengan cerita-cerita yang saya dengar, baik dari Diana sendiri maupun dari para alumni lain yang membicarakan tentang, betapa Diana selalu ingin membagikan Kasih Sayang Tuhan kepada sesama. Kelihatannya memang banyak dari kita yang terlalu malu atau memiliki banyak alasan untuk membagikan kepada sesama tentang Hati atau Kasih Sayang Tuhan. Di sini Diana membagikan 10 kiat kepada kita tentang bagaimana membagikan kepada sesama tentang Hati dan Kasih Sayang Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.    

 

     bersama Steve Ray 

Kiat No.1: Kesampingkan Diri Sendiri.

Saya bekerja sebagai seorang terapis sudah cukup lama dan salah satu hal yang saya pelajari selama ini adalah bahwa kadang-kadang kita tidak punya alasan untuk TIDAK hadir pada janji temu kita dengan seseorang. Hal ini terjadi kepada saya ketika saya sedang lelah sekali setelah memindahkan barang-barang kami dari Pusat Rahasia Berjalan alami atau Rahasia Berjalan Alami Center (RBAC) lama kami ke RBAC baru, dan rasanya benar-benar tidak memungkinkan lagi bagi saya untuk bertemu klien saya pada saat itu, tapi saya sudah berkomitmen dan HARUS hadir pada janji temu dengan klien ini. Dalam proses ini, saya harus mengenyampingkan kepentingan diri saya sendiri dan tidak berpikir betapa kasihannya saya yang sedang kelelahan ini dan sebaliknya mulai merasakan hal seperti, “Apa yang orang ini butuhkan? Apa yang sedang terjadi pada mereka saat ini?”. Pada proses ini kita menjadi lebih fokus pada orang lain dan apa yang Kasih Sayang Tuhan dapat lakukan untuk mereka. Barulah hal ini terasa seperti sentuhan, menyalakan semangat saya yang sedang lelah karena kasih sayang Tuhan datang melalui saya ketika berinteraksi dengan orang lain ketika saya membuka hati saya. 

 

Jadi, inilah kiat nomor satu bagi saya: kesampingkan diri sendiri. Itulah kunci dalam membantu orang lain, dan ingatlah bahwa banyak orang yang belum dapat terhubung dengan hatinya cukup baik sehingga pada umumnya mereka masih terpusat di otak dan dikendalikan oleh emosi mereka dan hal ini bisa jadi cukup menekan mereka, sehingga meraih mereka adalah salah satu bentuk kasih sayang. Ketika berhubungan dengan orang lain ini, bisa saja saya berbagi tentang hati dengan dia jika dibutuhkan, tapi jika tidak, yang terpenting adalah membangun hubungan dengan seseorang, itulah yang dimaksud dengan membagikan Kasih Sayang Tuhan. Bisa jadi hanya berupa interaksi selama dua menit saja atau lebih lama. Membangun hubungan dengan orang lain dan menjadi Alat Tuhan adalah hal yang sangat istimewa dan secepat orang tersebut merasa lebih nyaman dengan kita, hubungan tersebut bisa lebih dalam dan lebih dalam lagi. 

 

Kiat No.2: Dengarkan orang lain maka mereka akan mendengarkan Anda.

Saya senang sekali mendengarkan dan membantu orang lain. Semakin saya membantu orang lain, semakin situasi untuk membantu orang lain muncul dengan sendirinya.

Saya biasanya berkata, “Apakah kamu mau saya bantu untuk latihan sedikit? Saya biasanya lakukan latihan ini di mana kita bisa lebih khusuk dan seolah sedang berada di suatu tempat yang tenang.” 

Saya tidak selalu menggunakan kata meditasi. Saya pilih kata-kata yang lebih sederhana seperti, “ketenangan”, “hubungan”, “khusuk”, kata-kata yang dasar saja dan lalu kami melakukan Meditasi Membuka Hati bersama. 

 

Jadi mendengarkan adalah kunci lainnya, jika kita mendengarkan orang lain, mereka akan lebih bersedia mendengarkan kita. Jika kita mulai berbicara, orang lain biasanya tidak terlalu mendengarkan kita. Hal lain tentang mendengarkan orang lain adalah, kita mendapatkan wawasan lebih dalam tentang mereka karena kita perlu memahami seperti apa kehidupan mereka. Sehingga kita dapat menemukan kata-kata yang tepat dan cocok dengan situasi kehidupan mereka. Hal ini membantu sekali untuk terhubung dan dalam membantu orang lain sehingga mereka merasa aman ketika berbagi dengan kita dan menerima Kasih Sayang Tuhan lewat kita. 

 

Pernah satu kali saya membagikan tentang hati dengan seorang pria Afrika-Amerika dari Atlanta dalam suatu penerbangan ke Los Angeles. Awalnya dia terlihat seperti orang yang tidak cocok untuk dibagikan tentang hati. Saat itu dia berdandan sangat “fashionable” dan terlihat keren sekali seperti seseorang yang tidak memiliki ketertarikan terhadap meditasi atau spiritualitas sama sekali. Saya hanya mendengarkan dia berbicara saja dan secara mengejutkan kami terhubung dengan manis. Setelah beberapa saat, dia bertanya kepada saya, “Apa pekerjaan Anda?” dan ketika saya mengatakan bahwa saya mengajarkan tentang membuka hati dia malah bertambah semangat. Saya lalu bilang, “Anda mau saya tunjukkan?” Dia langsung setuju dan saya lakukan sedikit bimbingan dengan dia. Jujur saja, saya tidak pernah terpikir sama sekali untuk membimbing dia dan ternyata hatinya sudah siap!

 

Kiat No.3 Kapanpun adalah Waktu yang Tepat

Kita mungkin hanya punya waktu sebentar untuk membagikan tentang hati, namun jika kita dapat melakukannya, hal ini dapat membantu orang lain mencapai arah yang benar. Saya punya pengalaman yang mendalam ketika berbagi tentang hati dengan seorang teman dari saudara perempuan saya ketika sedang menunggu pesawat di Singapura. Kami bertemu di sebuah cafe. Saat itu persis waktu makan siang dan sangat berisik – maksud saya kami hampir tidak dapat mendengar satu sama lain karena sangat berisik sekali. Dia banyak bertanya tentang hati sampai lalu saya bilang, “Apakah Anda ingin mengalaminya?” Ketika saya membimbingnya, perubahan luar biasa terjadi di dalam dirinya. Kami berdua merasakan ada sesuatu yang turun dari atas melewati cakra mahkotanya dan masuk ke dalam hatinya – saluran yang luar biasa dibuka oleh Kasih Sayang Tuhan YME. Jika saya banyak berpikir saat itu, saya tidak akan menyangka bahwa saat itu adalah waktu yang tepat untuk membimbing dia karena suasana di sekitar kami tidaklah memungkinkan untuk melakukan bimbingan. Tetapi Pak Irmansyah Effendi mengingatkan saya saat saya membagikan pengalaman ini kepadanya, dan dia bilang, “Kamu tidak tahu apa yang terjadi ketika seseorang menyentuh hati mereka dan tersenyum ke hati mereka”. Mungkin pengalaman saya tadi hanya terjadi sekali saja pada orang tersebut. Mungkin setelahnya mereka tidak akan pernah terhubung dengan hati mereka lagi, atau mungkin mereka malah lanjut dan ikut lokakaryanya. Hal ini tidak penting dan kita tidak perlu tahu hal lain apa yang mungkin terjadi, kita hanya perlu mengingat betapa pentingnya membagikan tentang hati karena sesuatu yang luar biasa terjadi setiap kali seseorang menyentuh hati mereka. 

 

Kiat No.4 Bagikan tentang hati kepada siapa saja dan apa saja

Saya senang sekali membagikan tentang Kasih Sayang Tuhan dan rasanya seperti saya ini seorang agen rahasia dari Kasih Sayang Tuhan dan begitu kita mulai merasakan hal seperti ini,  rasanya jauh lebih menyenangkan! Bahkan ketika saya sedang lelah dan uring-uringan seperti hari ini, saya merasa lebih baik setelah saya keluar rumah dan membagikan Kasih Sayang Tuhan dengan siapa saja dan menyapa setiap orang, binatang, atau benda di sekitar saya. Bisa jadi kepada seekor burung atau sebatang pohon. Saya membagikan kasih sayang Tuhan kepada bunga-bunga, pokoknya kepada segala sesuatu termasuk binatang dan juga bumi. 

 

Katakanlah seperti ini, saat saya sedang duduk di dekat lampu taman, dan ada sebatang pohon di dekat situ, saya sangat menyukai pepohonan, maka saya akan menyapa pohon tersebut, “Hai pohon”, lalu saya akan tersenyum kepada pohon tersebut dan saya akan merasakan betapa indahnya pohon tersebut. Rasanya seperti saya sedang jatuh cinta saja dengan pohon-pohon tersebut karena mereka memang indah sekali. Saya berbicara kepada mereka, kadang hanya di pikiran saya saja dan kadang bersuara kencang juga. 

 

Ini adalah tentang hubungan. Begitu ada hubungan yang terjalin, maka Kasih Sayang Tuhan pun mengalir masuk, dan ITULAH yang penting. 

 

Kiat No. 5 Lepaskan penilaian kita atas orang lain

Hal lain yang ingin saya bagikan di sini adalah melepaskan penilaian kita atas orang lain. Hal ini sebetulnya sesuatu yang besar. Kita seringkali menilai-nilai kepada siapa kita akan bagikan tentang Kasih Sayang Tuhan. Ketika kita berpikir tentang membagikan kasih sayang Tuhan dari hati, sangatlah mudah untuk memutuskan kepada siapa kita membagikannya berdasarkan pengetahuan kita, seolah-olah kita mengetahuinya! Padahal tidak! Suatu kali saya sedang berada di sebuah bandar udara dengan Pak Irmansyah dan saya melihat seseorang yang saya pikir saat itu terlihat terlalu konservatif (benar-benar saya menilainya hanya berdasarkan penampilan dia saja!) untuk dia tertarik dengan hal-hal tentang membuka hati. Saya sampaikan hal ini kepada Pak Irman dan dia mengatakan kepada saya sesuatu yang masih saya ingat sampai sekarang, “Diana, Tuhan mengasihi dan menyayangi orang itu sama halnya kepada siapapun juga.” 

 

Kitalah yang selalu mengotak-ngotakkan orang lain, misalnya menganggap mereka bukan orang yang spiritual, atau mereka terlalu konservatif, dsb-nya. Tuhan tidak melakukan hal itu jadi mengapa kita melakukannya? Kita harus melepaskan penilaian kita atas orang lain karena pada kenyataannya kita tidak tahu siapa yang telah siap untuk membuka hatinya kepada Tuhan, siapa yang bagian dalamnya telah sangat rindu kepada Kasih Sayang Tuhan.

 

Kiat No.6 Mulailah saja membagikan Kasih Sayang Tuhan 

Kita punya banyak sekali alasan untuk tidak membagikan hal-hal tentang hati, tidak membimbing orang lain, dan banyak dari kita tidak merasa percaya diri atau merasa belum cukup senior sebagai alumni, atau belum siap atau tidak punya teks bimbingan dan banyak alasan lainnya. Kita seharusnya memulai saja tanpa banyak alasan lagi. 

 

Hal berikut ini mungkin membantu untuk dipraktekkan: Apa yang saya lakukan adalah saya mempelajari 5 baris pertama dari diktat bimbingan hati yang paling mendasar dan lalu melakukannya. Seperti hal lainnya, semakin sering kita melakukannya, semakin mudah hal tersebut kita lakukan. 

Jadi saya ingin menyampaikan kepada semuanya bahwa Tuhan telah merancang hati kita untuk membagikan Kasih Sayang Tuhan, bukan? Jadi logikanya benar-benar di situ, di titik itu. Hati kita benar-benar hanya mengandalkan kasih Sayang Tuhan, jadi kita perlu melakukan bagian kita sebagai manusia dan menghubungkan diri kita, dan pergi keluar sana dan mulai membimbing! Seperti itulah membagikan Kasih Sayang Tuhan lewat hati kita dalam konteks kita sebagai manusia dan ketika berbicara kepada sesama. Ketika orang-orang sudah siap, kita harus siap dan bertanya, “Apakah Anda ingin mengalaminya dari hati?”. Kita tidak perlu khawatir lagi tentang kata-katanya. 

 

Saya punya pengalaman yang lucu dengan seorang klien yang tidak pernah melakukan latihan spiritual apapun. Saat itu dia benar-benar dalam kondisi emosional yang tinggi sekali, jadi saya bertanya apakah dia ingin latihan agar lebih khusuk dulu sebelum kami memulai sesi bimbingan. Ketika dia mengiyakan, saya pun mengajak dia menyentuh hatinya dan tersenyum ke hatinya. Begitu saja. Dan lucunya, sepanjang sesi bimbingan tersebut, sekitar 45 menit, dia terus menerus menyentuh hatinya, tidak membuka matanya, dan terus tersenyum. Dia bahkan tidak mau meninggalkan ruangan! 

Jika kita melihat seseorang dalam kondisi kurang baik, hal ini pun bisa jadi kesempatan yang baik untuk menawarkan mereka dibantu melalui hati.

 

Dengan menggunakan istilah yang umum seperti “menenangkan pikiran”, kita mulai saja dari posisi di mana orang itu berada dan tidak membuat mereka merasa mereka sedang melakukan sesuatu yang aneh. 

 

Kiat No. 7 Temukan hal-hal prinsip yang sama

Jadi ide tentang memulai bimbingan dari tempat di mana orang lain berada tadi juga dibagikan oleh Pak Irman yang mengatakan, “temukan kesamaan dengan orang tersebut tapi jangan hanya dibicarakan, namun diperlihatkan kepada mereka”. Itulah kuncinya karena ini adalah tentang mengalami sendiri. Kita memang mudah sekali terpancing untuk menjelaskan panjang lebar dan kata-kata bisa jadi malah membingungkan bagi orang lain.    

 

Jadi kita bisa bilang sesuatu seperti misalnya, “Apakah Anda ingin saya tunjukkan cara yang bisa membantu anda merasa tenang, jernih dan merasa damai dari dalam diri? Di dalam hati Anda sudah ada kedamaian, Anda hanya perlu terhubung saja dengan rasa damai tersebut. Rasanya enak sekali…” dst-nya. Saya berbicara dengan mereka pun dengan kalimat-kalimat faktual. Ketika mereka mulai merasa nyaman dengan kita, mereka akan menjawabnya dengan kalimat-kalimat seperti misalnya, “Kenapa tidak? Boleh saja.” .. atau “Ya, saya bisa merasakan bahwa hati membantu saya”… atau “Kadang-kadang saya bisa merasakan sesuatu dari hati saya”… atau “Saya selalu ingin sekali dibimbing oleh hati saya”, atau jawaban-jawaban lain sejenisnya,  dengan secara alami kita pun mulai mendengarkan mereka sehingga kita semakin merasa terhubung dengan orang tersebut, dengan kehidupan mereka dan hal-hal yang penting bagi mereka. 

 

Kiat No. 8. Kita perlu melepaskan seutuh-utuhnya

Saya punya ladang pertanian dan ada beberapa orang yang tinggal menetap di dalamnya. Mereka telah hidup di sana selama dua tahun dan mereka bermeditasi dengan cara mereka sendiri setiap hari. Tidak pernah terpikir oleh saya untuk mencoba mengatakan kepada mereka bahwa cara meditasi saya lebih baik dan mereka perlu mencobanya. Namun demikian, beberapa hari lalu kami mengobrol tentang hati hingga pembicaraan kami sampai ke titik di mana saya mengatakan, “Apakah kalian ingin mempraktekkannya kapan-kapan?” Seorang perempuan, salah satu dari mereka, menjawab, “Tentu saja.” Saya merasa saat itu saya harus menyampaikan kepada dia bahwa semuanya terserah dia saja. Begitu kita membagikan tentang hati kepada seseorang, kita benar-benar harus melepaskan segala-galanya. Hal ini sangatlah penting. Tidak ada udang dibalik batu, tidak ada yang ditunggu-tunggu, tidak perlu mencoba apapun untuk meyakinkan mereka. Kita hanya membagikan Kasih Sayang Tuhan lalu LEPASKAN. Bagikan Kasih Sayang Tuhan lalu lepaskan.  

 

Dengan sikap seperti ini maka rasanya jauh lebih santai dan menyenangkan. Pilihan seseorang itu memanglah pilihan orang itu sendiri, karena ini tentang hubungan mereka dengan Tuhan. Bukan urusan kita lagi setelah kita menunjukkan kepada mereka tentang hati, biarkanlah segalanya terbuka dengan alami saja. 

 

Setelah menunjukkan tentang hati, sisanya bukan lagi urusan saya. Urusan saya adalah berada di dalam Kasih Sayang Tuhan selalu dan membagikan Kasih Sayang Tuhan YME. Sisanya benar-benar terserah mereka dan Tuhan. 

 

Kiat No.9 Gunakan hati Anda untuk menghubungi seseorang. Jangan malu-malu!

Kita harus punya keseimbangan antara tidak memaksa orang dan pada saat yang sama juga membantu mereka. Ketika saya memikirkan seseorang, dan menjadi Alat Tuhan bagi mereka, saya sering kali berdoa singkat kepada Tuhan untuk membantu mereka lebih membuka hati mereka kepada Tuhan. Saya lakukan hal terbaik yang saya bisa untuk membiarkan Kasih Sayang Tuhan membantu saya merasakan apa langkah selanjutnya untuk mereka, dan jika ada, pada saat yang bersamaan juga memasrahkan agenda pribadi saya terhadap mereka.  

 

Kasih sayang Tuhan bisa dibagikan dengan berbagai cara yang manis. Setiap orang butuh merasakan bahwa dia dikasihi dan disayangi oleh Tuhan, untuk merasakan bahwa mereka penting. Setiap hati sangatlah penting bagi Tuhan dan kita dapat membiarkan mereka merasakannya dengan membantu mereka. 

 

Kiat No.10 Ingatlah bagaimana dulunya semua itu berawal pada diri Anda.

Jadi kiat terakhir di sini adalah tentang perjalanan Anda sendiri. 

Apa yang dulu menyentuh hati Anda? Kita sekarang sudah sangat terbiasa dengan hal-hal yang terkait dengan hati sehingga kita mungkin sudah lupa bagaimana awalnya dulu ketika kita pertama kali dikenalkan tentang hati… lupa bahwa ini bukanlah tentang kata-kata. Ini adalah tentang hubungan kita kepada Tuhan. Jika kita bisa mengingatnya ketika kita membagikan Kasih Sayang Tuhan YME, maka kita akan ingat betapa pentingnya, betapa berharganya, dan betapa kuatnya berkat Tuhan yang terasa ketika kita membagikan Kasih Sayang Tuhan.  

 

Oh ya, dan juga ingat betapa menyenangkannya membagikan Kasih Sayang Tuhan ini. Cerita terakhir yang ingin saya bagikan di sini adalah ketika saya pergi ke kantor pos untuk membeli perangko dan orang yang melayani saya ternyata sedang galak sekali hari itu. Saat itu dia sedang kesal sekali, wajahnya terlihat sangat suram. Namun demikian, saya malah menyapanya dengan akrab. Bagi saya terhubung dengan Kasih Sayang Tuhan adalah hal terpenting sepanjang saya berbicara dengan dia. Ketika kami mengakhiri interaksi kami yang hanya sekitar dua atau tiga menit kami tersebut dan saya harus meninggalkannya, dia berubah menjadi sangat positif, sangat bahagia. Dia menyebut nama saya dan melambaikan tangannya sambil berkata, “Selamat beraktifitas, senang sekali bertemu dengan Anda”. Dua menit sebelumnya, dia marah-marah dan tidak berkata apa-apa kepada orang-orang di sekitarnya, dan bahkan tidak menatap orang-orang yang berinteraksi dengannya. Kita benar-benar tidak tahu bagaimana Kasih Sayang Tuhan bekerja melalui hati kita ketika hati kita terbuka, dan bagaimana Kasih Sayang Tuhan dapat merubah orang lain ketika kita membagikan Kasih Sayang Tuhan dengan bahagia kepada mereka.   

 

*******************************

 

Sebagai rangkuman akhir.

Kunci untuk membagikan Kasih Sayang Tuhan adalah hubungan kita sendiri dengan Kasih Sayang Tuhan. Kita perlu untuk mulai membagikan Kasih Sayang Tuhan sebelum kita MELAKUKAN kegiatan apapun….termasuk ketika kita membuka mulut dan berbicara! 

 

Maka terhubunglah dulu dengan Kasih Sayang Tuhan, LALU berbicaralah dengan seseorang. Ingatlah ketika seseorang tertarik dengan hal-hal tentang hati atau Kasih Sayang Tuhan, mereka mungkin akan mengatakan sesuatu yang bernada memberikan ijin kepada kita untuk bertanya hal yang paling penting: “Apakah Anda mau saya tunjukkan bagaimana mengalami dengan hati?” 

Ditulis oleh:

Diana Stone, Ph.D.

Diana Stone, Ph.D. telah berpraktik pribadi sebagai Psikolog sejak tahun 1994. Dengan gelar Ph.D. dalam Psikologi Kesadaran, konselingnya dengan klien berfokus pada hubungan pikiran-tubuh dan hubungan spiritual. Diana juga telah menjadi penyembuh energi profesional sejak tahun 1992, setelah pelatihan dan magang selama lebih dari 23 tahun dalam empat modalitas penyembuhan yang berbeda. Dia terus mempelajari Meditasi Membuka Hati dan Reiki Tummo, sebuah sistem penyaluran Kasih Sayang dan Cahaya Ilahi sembari mendukung koneksi hubungan dengan Bumi.